Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!
Melaksanakan ibadah umrah dan haji merupakan impian setiap Muslim, sebuah perjalanan suci menuju Baitullah. Tentu saja, Anda pasti ingin memastikan setiap langkah, setiap rukun, terlaksana dengan sempurna dan diterima oleh Allah SWT, bukan? Dua rukun utama yang wajib Anda lakukan di Tanah Suci adalah Tawaf mengelilingi Ka’bah dan Sa’i berjalan bolak-balik antara bukit Safa dan Marwah. Sayangnya, banyak jemaah, terutama yang baru pertama kali berangkat, kerap melakukan kesalahan yang paling sering terjadi saat Tawaf dan Sa’i tanpa disadari. Kekeliruan ini berpotensi mengurangi kesempurnaan ibadah, bahkan bisa membatalkan rukun tersebut. Sebagai praktisi di bidang ini, saya akan memandu Anda mengenali kesalahan-kesalahan krusial tersebut dan memberikan solusi praktis untuk memperbaikinya.
Sebelum kita menyelami detailnya, ingatlah bahwa persiapan ilmu adalah kunci utama. Jangan pernah menunda untuk membekali diri dengan pengetahuan manasik yang mumpuni. Bagi Anda sebagai penyelenggara perjalanan Umrah dan Haji Khusus, LSUHK (Lembaga Sertifikasi Umrah dan Haji Khusus) sangat menganjurkan Anda memastikan seluruh pembimbing dan petugas sudah tersertifikasi dengan baik. Tindakan ini pasti menjamin bimbingan kepada jemaah betul-betul berdasarkan syariat dan memiliki kualitas layanan tertinggi.
1. Mengenal dan Menghindari Kesalahan Paling Umum Saat Melakukan Tawaf
Tawaf adalah ibadah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran dengan tata cara tertentu. Setiap langkah yang Anda ambil selama Tawaf pasti terasa sakral. Namun, di tengah lautan manusia dan fokus beribadah, beberapa kekeliruan seringkali terjadi.
1. Tidak Memenuhi Syarat Wajib Tawaf
Seringkali jemaah beranggapan Tawaf hanyalah urusan berjalan mengelilingi Ka’bah. Padahal, Tawaf memiliki syarat-syarat wajib yang harus Anda penuhi.
a. Tawaf Tidak 7 Putaran
Syarat mutlak sahnya Tawaf adalah Tawaf tidak 7 putaran penuh, melainkan harus tepat tujuh putaran. Jemaah kerap lupa atau keliru menghitung putaran, apalagi saat suasana sangat padat. Mereka mungkin berhenti di tengah jalan untuk minum atau merespons panggilan telepon, kemudian lupa melanjutkan hitungannya.
Cara Memperbaikinya:
- Anda wajib menyelesaikan hitungan menjadi tujuh putaran. Gunakan alat bantu hitung sederhana atau mintalah teman seperjalanan mencatatnya.
- Jika Anda merasa yakin kehilangan hitungan di tengah jalan, ambil langkah aman: anggaplah putaran Anda lebih sedikit dari yang seharusnya, kemudian genapkanlah hingga tujuh. Keyakinan Anda tentu mengalahkan keraguan.
b. Memulai Tawaf Tidak dari Hajar Aswad dan Melewati Hijir Ismail
Rukun Tawaf mewajibkan setiap putaran harus dimulai sejajar dengan Hajar Aswad (atau garis penanda di sekitarnya) dan Ka’bah harus berada di sisi kiri Anda. Seringkali jemaah Memulai Tawaf tidak dari Hajar Aswad karena terburu-buru atau tidak tahu tanda penanda. Selain itu, banyak jemaah malah melewati bagian dalam Hijir Ismail (area setengah lingkaran di samping Ka’bah). Tindakan ini jelas memotong lintasan Tawaf. Ingat, Hijir Ismail termasuk bagian dari Ka’bah, sehingga mengelilinginya berarti Anda mengelilingi yang belum sempurna.
Cara Memperbaikinya:
- Pastikan Anda berdiri sejajar dengan Hajar Aswad saat memulai putaran pertama dan mengucapkan niat Tawaf (jika belum berniat). Carilah lampu atau garis hijau sebagai penanda.
- Anda harus selalu berada di luar area Hijir Ismail selama Tawaf. Lintasilah di luar tembok Hijir Ismail untuk memastikan Anda mengelilingi seluruh bangunan Ka’bah.
2. Melakukan Sunnah Secara Keliru
Beberapa jemaah melakukan sunnah Tawaf dengan cara yang salah, bahkan sampai mengganggu jemaah lain.
a. Berdesakan untuk Mencium Hajar Aswad
Mencium Hajar Aswad memang sunnah, tetapi melakukannya sambil berdesakan, mendorong, atau menyakiti jemaah lain, apalagi bagi wanita yang berdesakan dengan laki-laki yang bukan mahramnya, justru menjadikannya perbuatan yang terlarang.
Cara Memperbaikinya:
- Jika situasi tidak memungkinkan, cukup memberi isyarat dengan tangan dan menciumnya (gestur yang dikenal sebagai Istilam), kemudian ucapkan “Allahu Akbar.”
b. Tidak Menjaga Niat dan Kekhusyukan
Tawaf adalah ibadah. Beberapa jemaah malah sibuk mengobrol, bermain ponsel, atau berfoto selfie selama putaran berlangsung. Tindakan ini jelas merusak kekhusyukan dan mengurangi nilai ibadah.
Cara Memperbaikinya:
- Fokuskan hati dan pikiran sepenuhnya kepada Allah SWT. Perbanyak doa, zikir, dan istigfar.
- Jika Anda adalah penyelenggara travel, pastikan petugas Anda memberi edukasi yang kuat tentang pentingnya khusyuk dan adab di Masjidil Haram.
2. Menangani Kekeliruan Krusial Selama Melaksanakan Sa’i
Setelah Tawaf, Anda wajib melaksanakan Sa’i, yaitu berjalan bolak-balik antara Bukit Safa dan Marwah. Sa’i melambangkan perjuangan Siti Hajar mencari air untuk Nabi Ismail AS. Sama seperti Tawaf, Sa’i juga sering diwarnai kekeliruan.
1. Kekeliruan Hitungan dan Titik Awal
Kesalahan terbesar Sa’i biasanya berakar pada pemahaman jumlah putaran dan titik mulainya.
a. Keliru Putaran Tawaf dan Sa’i
Banyak jemaah salah memahami hitungan Sa’i. Mereka mengira Sa’i harus 7 kali bolak-balik (total 14 perjalanan), padahal Sa’i itu tujuh kali perjalanan, dimulai dari Safa dan diakhiri di Marwah. Safa ke Marwah terhitung satu, Marwah ke Safa terhitung dua, dan seterusnya, sehingga perjalanan ketujuh wajib berakhir di Marwah.
Cara Memperbaikinya:
- Mengulang dari awal.
- Jika Anda mengalami Keliru putaran Tawaf dan Sa’i karena tidak yakin sudah genap tujuh kali perjalanan (berakhir di Marwah), selesaikanlah hingga yakin genap tujuh perjalanan. Sa’i tidak sah jika kurang dari tujuh perjalanan.
b. Tidak Memulai dari Safa dan Berakhir di Marwah
Syarat sah Sa’i adalah harus dimulai dari Bukit Safa dan diakhiri di Bukit Marwah. Jika Anda memulai dari Marwah, putaran pertama Anda tidak terhitung dan Anda wajib mengulanginya dari Safa.
Cara Memperbaikinya:
- Pastikan Anda mengucapkan niat Sa’i (jika belum) dan memulai dari Safa.
3. Kesalahan saat Melaksanakan Sunnah Sa’i
Bukan hanya rukun, pelaksanaan sunnah Sa’i pun seringkali disalahpahami.
a. Anggapan Wajib Naik ke Puncak Bukit
Sebagian jemaah merasa wajib naik hingga ke puncak tertinggi Bukit Safa dan Marwah. Padahal, tuntunan syariat hanya mengharuskan jemaah berjalan sampai ke bagian bukit. Anda tidak perlu memaksakan diri naik ke puncak.
Cara Memperbaikinya:
- Cukup sampai di area yang ditandai sebagai Safa dan Marwah, kemudian menghadap Ka’bah untuk berdoa.
b. Berlari-lari Kecil (Ramal/Harlawalah) di Semua Putaran
Bagi laki-laki, berlari-lari kecil (disebut harlawalah) disunnahkan hanya di antara dua pilar atau lampu hijau. Jemaah laki-laki sering berlari di sepanjang jalur Sa’i, sementara jemaah wanita juga ikut berlari. Padahal, bagi wanita tidak disunnahkan harlawalah, cukup berjalan cepat.
Cara Memperbaikinya:
- Jemaah laki-laki hanya berlari kecil di antara tanda hijau.
- Jemaah wanita cukup berjalan biasa atau sedikit lebih cepat, tetapi tidak berlari.
3. Hukum Melanggar Rukun Tawaf: Konsekuensi dan Solusinya
Penting sekali Anda memahami konsekuensi jika melakukan Hukum melanggar rukun Tawaf atau Sa’i. Rukun adalah bagian yang jika ditinggalkan, maka ibadah umrah atau haji Anda tidak sah dan wajib diulang atau diganti.
1. Konsekuensi Berat Jika Rukun Terlanggar
Jika Anda meninggalkan salah satu rukun Tawaf atau Sa’i (misalnya, tidak genap tujuh putaran, melewati Hijir Ismail, atau tidak memulai Sa’i dari Safa), maka:
- Ibadah Anda Tidak Sah: Anda dianggap belum menyelesaikan umrah/haji.
- Wajib Diulang: Anda harus mengulang rukun yang terlanggar tersebut. Jika sudah kembali ke tanah air, Anda wajib kembali ke Makkah untuk mengulanginya jika Tawaf atau Sa’i tersebut adalah Tawaf atau Sa’i Rukun Umrah/Haji.
- Tidak Boleh Tahallul Akbat: Anda tidak diperbolehkan melakukan Tahallul Akbar (mencukur/memotong rambut) yang menandai selesainya ibadah. Jika sudah terlanjur Tahallul, Anda wajib mengulangi rukun tersebut dan tetap berada dalam larangan Ihram sebelum mengulangi rukun yang terlewat.
2. Tips Praktis Pencegahan Terbaik
- Pelajari Manasik Intensif: Pastikan Anda memahami setiap detail rukun, wajib, dan sunnah sebelum berangkat.
- Manfaatkan Pembimbing: Selalu dengarkan dan ikuti arahan dari pembimbing atau mutawwif yang kompeten. Bagi penyelenggara, pastikan pembimbing Anda mendapat pelatihan terbaik.
- Jaga Konsentrasi: Selalu fokus, hindari gangguan, dan perbanyak zikir sepanjang ibadah.
Penutup
Anda telah mempelajari kesalahan yang paling sering terjadi saat Tawaf dan Sa’i dan cara memperbaikinya. Pemahaman mendalam ini pasti membantu Anda melaksanakan ibadah dengan tenang dan sesuai tuntunan syariat. Kami percaya, suksesnya ibadah jemaah berawal dari persiapan dan bimbingan yang berkualitas.
Oleh karena itu, kami di LSUHK (Lembaga Sertifikasi Umrah dan Haji Khusus) sangat mengajak Anda, para pelaku usaha perjalanan umrah dan haji khusus, untuk segera melakukan sertifikasi usaha Anda. Sertifikasi ini membuktikan bahwa Anda memiliki komitmen tinggi terhadap kompetensi, pelayanan prima, dan kepatuhan syariat. Tindakan ini pasti meningkatkan kepercayaan jemaah dan memosisikan usaha Anda sebagai penyelenggara yang terpercaya dan berintegritas. Mari bersama-sama wujudkan perjalanan suci yang Mabrur bagi setiap jemaah Anda! Segera hubungi LSUHK dan dapatkan informasi lengkap tentang proses sertifikasi sekarang juga! Jangan tunda, kepastian syariat dan kualitas pelayanan adalah investasi terbaik bagi masa depan usaha Anda.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
🔹 Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut!
📞 Kontak: 0821-3700-0107
🌐 Website: LSPPIU
