Mengupas Haji Tamattu: Arti, Pelaksanaan, dan Dam

Mengupas Haji Tamattu

Mengupas Haji Tamattu

LS UHKApakah Anda sedang merencanakan perjalanan suci ke Tanah Suci dan masih bingung memilih jenis haji yang sesuai? Banyak calon jamaah mencari informasi yang tepat agar ibadahnya sah dan diterima. Salah satu jenis haji yang paling populer, terutama di kalangan jamaah asal Indonesia, adalah haji tamattu. Artikel ini akan mengupas haji tamattu secara mendalam, mulai dari definisi, dasar hukum, tata cara pelaksanaan, hingga kewajiban membayar dam. Semua dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami agar siapa saja bisa mendapatkan manfaatnya, baik bagi yang baru mengenal haji maupun yang sedang mempersiapkan keberangkatan.

Apa Itu Haji Tamattu?

Dalam dunia haji dan umrah, haji tamattu memiliki posisi yang istimewa. Secara bahasa, istilah “tamattu” berasal dari kata Arab “tamattu’a” yang berarti bersenang-senang atau menikmati. Hal ini menggambarkan kondisi jamaah yang setelah menunaikan umrah, bisa beristirahat atau menikmati waktu di Mekkah sebelum memasuki fase haji.

Sedangkan secara istilah, haji tamattu berarti menunaikan umrah terlebih dahulu pada musim haji, lalu keluar dari ihram, dan memasuki kembali ihram untuk melaksanakan haji pada tanggal 8 Dzulhijjah. Model ini menjadi pilihan utama karena memberikan keleluasaan bagi jamaah dalam menjalankan dua jenis ibadah besar dalam waktu yang relatif terpisah.

Landasan Hukum Haji Tamattu

Setiap bentuk ibadah tentu memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Mengupas haji tamattu tidak lengkap tanpa menyinggung dalilnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Baqarah ayat 196:

“Dan sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah.”

Ayat ini menunjukkan bahwa pelaksanaan haji dan umrah merupakan ibadah yang harus disempurnakan. Haji tamattu sebagai kombinasi keduanya mencerminkan pelaksanaan ayat ini secara menyeluruh.

Selain itu, ada pula hadits dari Ibnu Abbas yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan tata cara ini dalam beberapa kesempatan. Dalam sejarahnya, haji tamattu dilakukan oleh para sahabat Nabi dan telah menjadi amalan yang diikuti oleh umat Islam hingga hari ini.

Mengupas Tata Cara Pelaksanaan Haji Tamattu

Pelaksanaan haji tamattu dilakukan dalam dua fase besar, yaitu fase umrah dan fase haji. Berikut langkah-langkahnya:

Fase Umrah

  1. Memulai ihram dari miqat (batas yang ditentukan) sesuai dengan tempat asal jamaah.

  2. Melakukan thawaf (mengelilingi Ka’bah tujuh kali).

  3. Melakukan sa’i antara bukit Shafa dan Marwah.

  4. Tahallul atau memotong sebagian rambut sebagai penanda keluar dari ihram.

Setelah selesai fase ini, jamaah boleh mengenakan pakaian biasa dan beraktivitas seperti biasa hingga masuk fase haji.

Fase Haji

  1. Pada 8 Dzulhijjah, jamaah kembali berihram dari tempat tinggal mereka di Mekkah.

  2. Wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah sebagai rukun utama haji.

  3. Bermalam (mabit) di Muzdalifah.

  4. Melempar jumrah di Mina.

  5. Menyembelih dam (hewan kurban).

  6. Melaksanakan thawaf ifadah dan sa’i haji.

  7. Melakukan tahallul kedua (total), lalu menyelesaikan dengan thawaf wada sebelum meninggalkan Mekkah.

Dalam perjalanan haji dan umrah, urutan pelaksanaan sangat penting untuk memastikan keabsahan ibadah.

Perbedaan dan Persamaan dengan Haji Qiran

Haji qiran dan tamattu sering dibandingkan karena keduanya melibatkan ibadah haji dan umrah. Namun, ada beberapa perbedaan mendasar:

  • Haji tamattu: Umrah dilakukan terlebih dahulu, disusul haji pada tanggal 8 Dzulhijjah. Jamaah keluar dari ihram setelah umrah dan masuk lagi ketika memulai haji.

  • Haji qiran: Umrah dan haji dilakukan secara bersamaan tanpa keluar dari ihram.

Persamaannya adalah keduanya mewajibkan dam atau menyembelih hewan kurban karena melaksanakan dua ibadah besar dalam satu perjalanan.

Mengapa Haji Tamattu Wajib Membayar Dam?

Bagi yang mengupas haji tamattu, penting untuk memahami kewajiban membayar dam. Dam ini wajib karena jamaah keluar dari ihram setelah umrah sebelum menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji. Dalam aturan syariat, hal ini mengharuskan tebusan berupa penyembelihan hewan.

Dam ini bukanlah hukuman, melainkan bentuk pengganti (kompensasi) yang telah ditetapkan dalam syariat. Tujuannya adalah menjaga kesucian ibadah dan menghindari pelanggaran terhadap larangan ihram.

Jenis-Jenis Dam dalam Haji Tamattu

Terdapat beberapa pilihan dam yang bisa dipilih jamaah, tergantung kemampuan dan kondisi masing-masing:

  • Seekor kambing: Pilihan standar bagi mayoritas jamaah.

  • Tujuh ekor kambing: Opsi bagi jamaah yang mampu memberikan lebih.

  • Seekor unta: Pilihan tertinggi dalam jenis dam.

Penentuan jenis dam bisa dikonsultasikan dengan pembimbing haji atau panitia penyelenggara, agar sesuai dengan ketentuan.

Kapan Dam Harus Dibayar?

Pembayaran dam dalam haji dan umrah jenis tamattu bisa dilakukan sejak hari-hari haji (tanggal 10 Dzulhijjah dan setelahnya). Namun, sebagian jamaah lebih memilih membayar lebih awal melalui layanan dam yang difasilitasi travel atau pihak ketiga.

Yang penting adalah memastikan dam dibayar sebelum menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji, terutama sebelum kembali ke tanah air.

Mengenal Haji Tamattu Versi Rumaysho

Salah satu panduan populer untuk memahami mengupas haji tamattu datang dari Syaikh Muhammad Abdurrazaq al-Abbad al-Badr yang dikenal melalui kanal dakwah Rumaysho. Versi ini menekankan pada kesempurnaan pelaksanaan ibadah, termasuk:

  • Menganjurkan ihram dari miqat asli, seperti Dzulhulaifah (Biru Ali).

  • Memprioritaskan thawaf ifadah dilakukan di hari Arafah.

  • Melakukan sa’i pada hari yang sama untuk mengurangi kelelahan jamaah.

Versi ini mengacu pada kemudahan dan keringanan tanpa mengurangi esensi dari ibadah itu sendiri, yang bisa menjadi referensi menarik bagi calon jamaah dari Indonesia.

Mengapa Haji Tamattu Lebih Disukai?

Ada beberapa alasan mengapa banyak jamaah memilih jenis haji ini:

  • Memberikan waktu jeda setelah umrah untuk beristirahat sebelum memulai haji.

  • Lebih fleksibel dalam pengaturan waktu dan manajemen energi.

  • Disukai oleh travel haji karena memudahkan pengaturan logistik dan akomodasi.

Karena kelebihannya, haji tamattu menjadi pilihan favorit dalam sistem penyelenggaraan ibadah haji dan umrah modern, termasuk di Indonesia.

Kesimpulan

Mengupas haji tamattu mengajarkan kita bahwa ibadah haji bukan hanya sekadar ritual, melainkan bentuk penghambaan yang penuh makna dan perenungan. Jenis haji ini menjadi solusi yang ideal, terutama bagi jamaah yang ingin menjalankan umrah terlebih dahulu, lalu beristirahat sebelum melanjutkan ke fase haji.

Pemahaman tentang dasar hukum, tata cara, perbedaan dengan haji lain, hingga kewajiban dam penting untuk diketahui agar ibadah berjalan lancar dan sah. Semoga artikel ini bisa menjadi bekal berharga bagi Anda yang sedang mempersiapkan diri menuju Tanah Suci, ataupun yang ingin lebih mendalami ragam bentuk haji dan umrah dalam Islam.


Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya kepada keluarga atau teman yang sedang menyiapkan perjalanan spiritual ke Mekkah. Perjalanan suci bukan hanya tentang fisik, tetapi juga kesiapan ilmu dan hati.

Apakah Anda siap melaksanakan haji tamattu dengan penuh keyakinan dan pemahaman?

Informasi lebih lanjut :

Info Sertifikasi PPIU dan PIHK

(admin 1) 0821 3700 0107

Baca juga : 10 Keuntungan Haji Khusus yang Wajib Kamu Tahu, Panduan Umrah dan Haji Khusus Lengkap untuk PemulaUmroh Tanpa Ribet untuk Si Kecil: Coba Trik Ini!,

Tag : ls bmwilsppiujttcjana dharma indonesiaflsuhk , lph bms, yayasanbms

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *